Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

APAKAH MUNGKIN PERSATUAN ITU (AKAN TERWUJUD) BERSAMAAN DENGAN BERBEDA-BEDANYA MANHAJ DAN AQIDAH?

Oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan Pertanyaan Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan ditanya : Apakah mungkin persatuan itu (akan terwujud) bersamaan dengan berbeda-bedanya Manhaj dan Akidah ? Jawaban. Persatuan tidak akan terwujud bersamaan dengan (adanya berbagai kelompok) yang memiliki bermacam-macam manhaj dan akidah, sebaik-baik bukti akan hal itu adalah: Keadaan bangsa Arab sebelum diutusnya Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam, di mana mereka saat itu berpecah-belah dan saling bertengkar, maka setelah mereka masuk Islam dan berada di bawah bendera tauhid, akidah dan manhajnya menjadi, maka bersatulah mereka, dan berdiri tegaklah daulahnya. Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan tentang hal itu dengan firman-Nya. “Artinya : Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.”[Ali Imran:103] Dan Allah Ta...

FATWA ULAMA TENTANG HUKUM BOIKOT PRODUK YAHUDI

Sebagai orang yang ingin selalu mencari kebenaran, ketika tersesat atau bingung mau berjalan ke mana, tentu akan bertanya pada orang yang lebih mengetahui jalan tersebut. Dalam masalah diin (agama), tentu saja ketika bingung, ulama-lah yang jadi tempat bertanya. Allah Ta’ala berfirman, فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl: 43 dan Al Anbiya’: 7) [Fatwa Pertama] Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah pernah ditanyakan, “Wahai Syaikh yang mulia, ada sebuah minuman yang dinamakan Coca-Cola yaitu minuman produk perusa...

PENGAKUAN TOKOH IKHWANUL MUSLIMIN TENTANG SAYYID QUTHUB

Ustad Abdurrahman Thoyyib Pengakuan Tokoh Ikhwanul Muslimin Tentang Pemikiran Takfir Sayyid Quthub[1] 1. Al-Qardhawi berkata: Di fase ini muncul kitab-kitab Asy-Syahid[2] Sayyid Quthub yang merupakan fase terakhir dari pemikirannya yang membuahkan takfir (menvonis kafir) masyarakat (kaum muslimin) dan penundaan dakwah kepada sistem islami dengan pembaharuan fiqih serta pengembangannya dan menghidupkan kembali ijtihad. Dan dia juga menyeru kepada pemboikotan terhadap masyarakat secara lahir maupun batin serta menyeru kepada jihad untuk menyerang semua orang.[3] 2. Farid Abdul Khaliq berkata: Kami telah mengisyaratkan sebelumnya bahwa benih pemikiran takfir itu muncul di antara sebagian para pemuda Ikhwanul Muslimin di penjara Al-Qanaathir di akhir-akhir tahun 50 an dan awal-awal tahun 60 an. Dan sesungguhnya mereka itu terpengaruh dengan pemikiran Asy-Syahid Sayyid Quthub serta tulisan-tulisannya. Mereka mengambil darinya keyakinan bahwa masyarakat sekarang itu adalah masyarakat ja...