MAKNA SYIRIK



Definisi syirik secara umum adalah
تسوية غير الله بالله فيما هو من خصائص الله (حاشية كتاب التوحيد لابن قسيم 2/5)
“Menyamakan antara selain Allah dengan Allah ta’ala dalam perkara yang termasuk kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah ta’ala saja”. (Hasyiyah kitab tauhid li ibnu qoshim 2/5(
Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama, yaitu rububiyah, uluhiyah dan asma wa sifat. Pertama; hak rububiyah, seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan do’a dan lain-lain. Kedua; hak uluhiyah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan do’a, permintaan tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan persembahan atau sembelihan, menjadi tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan yang disertai dengan ketundukkan. Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan Sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar Rabb dan Ar Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Jadi kesyirikan itu bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berpendapat bahwa syirik ada 2 jenis. Beliau rahimahullah berkata:
أن الشرك نوعان : شرك في ربوبيته : بأن يجعل لغيره معه تدبيرًا ما، كما قال سبحانه : قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ...... وشرك في الألوهية : بأن يدعى غيره دعاء عبادة، أو دعاء مسألة. (اقتضاء صراط المستقيم لابن تيمية 2/226)
 “Syirik ada dua macam; pertama syirik dalam Rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam semesta, sebagaimana firman-Nya : “Katakanlah: ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai ilah) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” [Saba’: 22]. Dan kedua, syirik dalam Uluhiyyah yaitu beribadah (berdo’a) kepada selain Allah, baik dalam bentuk do’a ibadah maupun do’a masalah. [Iqtidhaa’ush Shiraathil Mustaqiim (II/226) oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.].”
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berpendapat syirik itu ada 3 jenis. Beliau rahimahullah berkata, “Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya”. [Ad-Daa’ wad Dawaa’ hal. 19 Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Ali ‘Abdul Hamid.].
Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan,
هذه الأنواع الثلاثة من الشرك من نفاها عن الله في توحيده إياه فوحده في ذاته وفي عبادته وفي صفاته فهو الموحد الذي تشمله كل الفضائل الخاصة بالموحدين ومن أخل بشيء منه فهو الذي يتوجه إليه مثل قوله تعالى: (لئن أشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخاسرين) [الزمر: 65] فاحفظ هذا فإنه أهم شيء في العقيدة  (شرح وتعليق العقيدة الطحاوية ص 31)
“Barang siapa yang bisa membersihkan diri dari ketiga macam syirik ini dalam penghambaaan dan tauhidnya kepada Allah, dia mengesakan Zat-Nya, beribadah hanya kepada-Nya dan mengesakan sifat-sifatNya, maka dialah muwahhid (ahli tauhid) sejati. Dialah pemilik berbagai keutamaan khusus yang dimiliki oleh kaum yang bertauhid. Dan barangsiapa yang kehilangan salah satu bagian darinya maka kepadanyalah tertuju ancaman yang terdapat dalam firman Allah ta’ala, semacam, “Sungguh jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar termasuk orang yang merugi”. Camkanlah perkara ini, sebab inilah perkara terpenting dalam masalah akidah…”. (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, Syarh wa Ta’liq, hal. 31)
Adapun yang sering disebut dengan  syirik saja oleh para ulama, maka yang dimaksud adalah syirik dalam hal uluhiyah/ ibadah. Dan inilah yang akan kita bicarakan sekarang. Yaitu syirik dalam hal ibadah/ uluhiyyah yang merupakan kekhususan bagi Allah. Para ulama ada yg mendefinisikan syirik lebih spesifik yaitu tauhid uluhiyyah
دعوة غير الله معه
Menyembah  kepada selain Allah dan dia juga beribadah kepada Allah.
 Atau Berdoa kepada Allah dan di waktu lain dia berdoa juga kepada selain Allah.
Atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a, dan sebagainya kepada selain-Nya.
Kenapa para ulama memfokuskan pada syirik uluhiyyah ? Hal itu karena inilah poros permusuhan antara orang-orang musyrik jahiliyah dengan nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, begitu juga sebaliknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar Rahimahullah ta'ala

syair tentang bekal taqwa

Musnid Muda Nusantara